Jenis Produk : Kertas Tembakau
No. daftar legal : 204671-204672
No. merk dagang : -
Produsen : -
Alamat Produsen : -
Bentuk Packaging : Kemasan
Material Kemasan : Kertas
Ukuran :
- Panjang : 120 mm
- Lebar : 80 mm
Warna Kemasan : Merah, Kuning, Putih dan Hitam
Simbol/Visual : Wayang Kulit
Penafsiran :
No. daftar legal : 204671-204672
No. merk dagang : -
Produsen : -
Alamat Produsen : -
Bentuk Packaging : Kemasan
Material Kemasan : Kertas
Ukuran :
- Panjang : 120 mm
- Lebar : 80 mm
Warna Kemasan : Merah, Kuning, Putih dan Hitam
Simbol/Visual : Wayang Kulit
Penafsiran :
~Warna yang dipakai pada kemasan ini adalah dominan merah yang dipercaya oleh budaya Tionghoa adalah energi, keberuntungan dan kebahagiaan.
~Penggunaan warna kuning pada tulisan 'Cap wayang' dan pada sebagian kemasannya adalah optimis, harapan. Dan pada agama Hindu warna kuning dianggap warna keramat.
~Pada tulisan cap wayang juga memakai lengkungan pita yang melambangkan kualitas.
Pandawa 5. Layang Hanacaraka 1939
Para Pandawa Lima menurut tradisi pewayangan Jawa. Dari Kiri ke kanan: Werkodara, Arjuna, Yudistira, Nakula dan Sadewa.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa
Bima
Arti nama :
Kata bhīma dalam bahasa Sansekerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara dalam bahasa Sansekerta vṛkodara artinya ialah "perut serigala" dan merujuk ke kegemarannya makan.
Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya mirip dengan karakter Bima.
Bima memiliki beberapa sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur serta menganggap semua orang sama derajadnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada (semacam senjata godam) serta memiliki berbagai macam senjata antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya adalah: Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak pangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh atau kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_(tokoh_Mahabharata)
~Simbol penggunaan wayang kulit yaitu Bima (didepan) sebagai tokoh utama dan ajudan (dibelakang) yang diambil dari kebudayaan Jawa, mempunya arti representasi dari kehidupan bagi orang Jawa. Dan bagi masyarakat Tionghoa wayang difungsikan sebagai sarana ritual, untuk menyampaikan segala hal yang berhubungan dengan Sang Pencipta.
~Penggunaan warna kuning pada tulisan 'Cap wayang' dan pada sebagian kemasannya adalah optimis, harapan. Dan pada agama Hindu warna kuning dianggap warna keramat.
~Pada tulisan cap wayang juga memakai lengkungan pita yang melambangkan kualitas.
Pandawa 5. Layang Hanacaraka 1939
Para Pandawa Lima menurut tradisi pewayangan Jawa. Dari Kiri ke kanan: Werkodara, Arjuna, Yudistira, Nakula dan Sadewa.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa
Bima
Arti nama :
Kata bhīma dalam bahasa Sansekerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara dalam bahasa Sansekerta vṛkodara artinya ialah "perut serigala" dan merujuk ke kegemarannya makan.
Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya mirip dengan karakter Bima.
Bima memiliki beberapa sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur serta menganggap semua orang sama derajadnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada (semacam senjata godam) serta memiliki berbagai macam senjata antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya adalah: Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak pangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh atau kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_(tokoh_Mahabharata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar