Selasa, 28 Agustus 2007

Sarung Tenun Cap Sirih Manggis






Jenis Produk : Sarung Tenun

No. daftar legal : 208340

No. merk dagang : -

Produsen
: -

Alamat Produsen : -

Bentuk Packaging : Kertas Stiker

Material Kemasan
: Kertas

Ukuran :
- Panjang : 78 mm
- Lebar : 98 mm

Warna Kemasan : Kuning, Biru dan Merah

Simbol/Visual : Daun Sirih dan Manggis

Penafsiran :
~Sarung Tenun adalah produksi Indonesia yang berasal dari daerah Jawa Tengah.

~Lambang yang digunakan adalah buah manggis, karena buah ini tahan lama walau sudah matang, yang ingin menunjukan bahwa sarung tenun ini dapat dipakai dalam jangka waktu yang
lama dan tidak luntur. Buah manggis juga dikenal sebagai "ratu dari segala buah".

~Kuning/emas melambangkan kemakmuran, merah melambangkan keberuntungan bagi budaya Tionghoa. Sedangkan warna biru melambangkan kesetiaan.

~Penggunaan lambang daun sirih karena mengartikan kejujuran dan keluhuran dari etnik tanjung pinang. Daun sirih juga melambangkan tradisi masyarakat Simalungun dalam persekutuan dan kebersamaan yang saling melayani / menghormati dalam kedamaian demi kesejahteraan.

~Tulisan logo manggis dibuat dengan jenis tulisan yang kokoh serta melengkung
.

sumber : http://www.gkps.or.id/?go=tampilkan&kat=10&gr=4&id=150
tanjungpinangkota.go.id/tpi/index.php?option=com_ content&task=view&id=30&Itemid=44
ms.wikipedia.org/wiki/Manggis

Wantex Padi Gunting









Jenis Produk : Pewarna Pakaian

No. daftar legal : -

No. merk dagang : -


Produsen : 
Niaga dan Usaha Mardha

Alamat Produsen : 
Jln. Prof. Supomo SH. 11, Jakarta Selatan

Bentuk Packaging : 
Kemasan Sachet

Material Kemasan : 
Kertas

Ukuran :
- Panjang : 
60 mm
- Lebar : 
85 mm

Warna Kemasan : 
Biru, Orange, Hijau, Kuning, Merah

Simbol/Visual : 
Padi dan Gunting

Penafsiran :
~Layout produk ini sangat ramai, dan warna yang dipakai pada kemasan ini adalah warna-warna ceria yang menggambarkan bahwa produk ini adalah pewarna pakaian yang memiliki banyak pilihan warna.

~Penggunaan warna pada background logo adalah biru dan hitam yang bertujuan untuk menonjolkan logo Padi dan Gunting tersebut agar tidak terlihat bertabrakan.  Warna biru berarti kesetiaan dan hijau melambangkan perdamaian.

~Lambang Padi itu sendiri memiliki makna kemakmuran, dan lambang gunting merupakan kekuasaan yang sering diartikan oleh masyarakat Tionghoa.  Gunting juga identik dengan pakaian.

~lambang pita mengartikan kualitas.

~Logo tulisan wantex dibuat dengan jenis tulisan yang kuat 
serta dibentuk melengkung.


sumber :  http://www.gkps.or.id/?go=tampilkan&kat=10&gr=4&id=150



Kertas Sigaret Sinar Pelikan






Jenis Produk : Kertas Sigaret

No. daftar legal :
83848

No. merk dagang : -


Produsen : 
Sinar Pelikan

Alamat Produsen : -

Bentuk Packaging : 
Kemasan

Material Kemasan : 
Kertas

Ukuran :
- Panjang : 
120 mm
- Lebar : 
76 mm

Warna Kemasan : 
Biru, Merah dan Putih

Simbol/Visual : 
Burung Pelikan yang sedang memakan ikan

Penafsiran :
~Warna biru terlihat sangat dominan disini.  Warna biru disini melambangkan kemakmuran dan kesetiaan.
Putih melambangkan kesucian dan kedamaian
Merah melambangkan keberanian serta keberuntungan bagi budaya Tionghoa.

~Ornamen campuran Jawa-Tionghoa terlihat pada background ornamen bilik, dan ornamen suliran daun bunga yang menghiasi kemasan ini, menciptakan kesan bahwa kertas sigaret ini dibuat secara tradisional atau alami.  

~Gambar burung Pelikan dari logo perusahaan melambangkan kemakmuran dan pantang menyerah yang dipercaya oleh budaya Tionghoa.
Ditambah dengan garis 'Halo' disekitar burung pelikan yang menggambarkan penyinaran atau pencerahan.  Burung Pelikan yang sedang memakan ikan melambangkan rejeki yang mengalir lancar.

sumber : http://www.sulut.go.id/dataweb/artilambang.pdf



Simbol Pelikan Dalam Gereja Khatolik

Simbol ibu pelikan sedang memberi makan anak-anaknya berasal dari suatu legenda kuno sebelum masa Kristiani. Alkisah, pada masa kelaparan, ibu pelikan melukai dirinya sendiri, merobek dadanya dengan paruhnya untuk memberi makan anak-anaknya dengan darahnya agar mereka tidak mati kelaparan. Versi lain dari legenda tersebut mengisahkan ibu pelikan memberi makan anak-anaknya yang mati kelaparan dengan darahnya agar mereka pulih dan hidup kembali, sementara ia sendiri kehilangan nyawanya.

Ditemukan dalam Physiologus (= Legenda Binatang), suatu karya sastra Gereja Perdana yang muncul pada abad kedua di Alexandria, Mesir. Physiologus, yang ditulis oleh seorang pengarang anonim, menceritakan legenda-legenda binatang dengan memberikan tafsiran alegoris (= kiasan) bagi setiap legenda. Sebagai contoh, burung phoenix (= burung hong) yang membakar dirinya hingga mati dan bangkit dari abu pada hari ketiga, melambangkan Kristus yang wafat bagi dosa-dosa kita dan bangkit pada hari ketiga dengan mengaruniakan janji akan kehidupan kekal bagi kita. Unicorn yang hanya mengijinkan dirinya ditangkap dalam pelukan seorang gadis yang suci murni, melambangkan peristiwa inkarnasi.

Dalam Physiologus, legenda pelikan memberi makan anak-anaknya digambarkan sebagai berikut: “Anak-anak pelikan menyerang orangtuanya, dan orangtuanya menyerang balik, lalu membunuh mereka. Tetapi, pada hari ketiga ibu pelikan merobek lambungnya dan mencurahkan darahnya atas anak-anaknya yang telah mati. Dengan demikian, anak-anaknya itu dipulihkan serta dihidupkan kembali. Demikian jugalah Tuhan kita Yesus Kristus bersabda melalui nabi Yesaya: “Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku.” (Yesaya 1:2). Kita memberontak melawan Tuhan dengan menyembah allah-allah lain selain dari Sang Pencipta. Sebab itu Ia rela merendahkan diri dengan wafat di atas kayu salib, dan ketika lambung-Nya ditikam, mengalirlah darah dan air bagi keselamatan dan kehidupan kekal bagi kita.” Karya sastra tersebut dikenal oleh St. Epifanius, St. Basilus and St. Petrus dari Alexandria, serta populer pada abad pertengahan dan dipakai sebagai sumber acuan simbol-simbol yang dipakai dalam berbagai karya pahat batu dan karya seni lainnya pada masa itu.

sumber :  http://yesaya.indocell.net/id478.htm




Frambozen Essence






Jenis Produk : Essence makanan

No. daftar legal : -

No. merk dagang : 1634 1100 1082


Produsen : Pharco Semarang Indonesia

Alamat Produsen : Semarang, Indonesia

Bentuk Packaging
: Stiker paper

Material Kemasan : Kertas Stiker

Ukuran :
- Panjang : 70 mm
- Lebar : 40 mm

Warna Kemasan : Kuning

Simbol/Visual : Buah-buahan

Penafsiran :
~Menggunakan ilustrasi buah-buahan, yang ingin menggambarkan perasa makanan yang dalam produk ini adalah essence dengan berbagai pilihan rasa buah.

~Menggunakan warna dasar kuning serta warna cerah untuk buah dimana dalam budaya Tionghoa warna kuning malambangkan kekayaan/kemakmuran.

~Selain itu yang berhubungan dengan budaya Tionghoa mungkin dilihat dari komposisi layoutnya yang dipakai.

~ Pada nama produsen menggunakan pita yang terpengaruh oleh budaya eropa (jaman belanda) ingin mengartikan kualitas.

Jamu Tujuh Angin Kalimo Sodo






Jenis Produk : Jamu Bubuk

No. daftar legal : -

No. merk dagang : -

Produsen :
Pengrajin Jamu Jawa Kalimo Sodo

Alamat Produsen :
Solo Indonesia

Bentuk Packaging :
Kemasan / Sachet

Material Kemasan :
Kertas

Ukuran :
- Panjang :
60 mm
- Lebar :
90 mm

Warna Kemasan :
merah, kuning, putih

Simbol/Visual :
orang berpakaian jawa (terlihat dari kain yang dililitkan pada leher dan ikat kepala) yang sedang mengigil kedinginan. Orang disini berpakaian seperti orang desa yang mencerminkan tujuan konsumen jamu bubuk ini adalah orang menengah ke bawah.

Penafsiran :
~Pengaruh budaya Tionghoa pada penduduk Jawa masih sangat terasa.  Ini disebabkan adanya percampuran adat budaya antara etnis Tionghoa dan penduduk Jawa.

~Dikemasan ini, warna merah berarti keberuntungan bagi budaya Tionghoa dan melambangkan keberanian bagi
penduduk etnik Indonesia : Jawa.
Selain itu warna kuning yang bagi etnis Tionghoa adalah emas, yang berakti makmur/kekayaan dan melambangkan optimis atau harapan bagi penduduk Jawa.

~Kalimo Sodo merupakan senjata pemungkas raja Jawa yaitu Puntadewa.

~Simbol bintang yang dijadikan logo Kalimo Sodo berarti pencerahan / terang yang membawa keberuntungan.

~Tipografi yang digunakan masih sangat sederhana yaitu arial narrow, yang pada jaman dulu (jadul) jenis-jenis huruf dan permainan tipografi masih sangat minim.  

~Gambar visualnya masih berupa ilustratif, tidak adanya penyederhanaan atau permainan visual seperti gambar yang menyerupai simbol/logo, karena pada jaman dulu desain memang kurang diperhatikan karena masih belum berkembang,
dimana orang dulu lebih gampang mengenal suatu produk dari ilustrasinya.

sumber : syafii.wordpress.com/category/kepastian/




Toko "AGUS" Kopi Cap Teko






































Jenis Produk : Kopi

No. daftar legal : 131689

No. merk dagang : -

Produsen : Toko Agus

Alamat Produsen : Jln. Pedati No. 27, Bogor

Bentuk Packaging :Kemasan

Material Kemasan : Kertas Kopi

Ukuran :
- Panjang : 150 mm
- Lebar : 150 mm

Warna Kemasan : Coklat

Simbol/Visual : Teko dan Cangkir

Penafsiran :
~Penggunaan warna coklat pada produk ini mengartikan tanah, bumi dan daya tahan.
Warna coklat melambangkan tanah yang subur
yang menghasilkan hasil panen yang baik, serta coklat indentik dengan warna kopi sendiri.

~Penggunaan kertas kopi melambangkan kekhasan pada produk ini

~Pemakaian gambar teko dan
cangkir melambangkan kasih,
sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa pembuatan teko dan cangkir dibuat dengan kasih dan tradisional/alami.

sumber : http://www.wisatanet.com/berita/berita_detail.php?kode=1&idnews=694

Warna Textile Asli Cap Kuda Terbang Emas






Jenis Produk : Pewarna Pakaian

No. daftar legal : -

No. merk dagang : -

Produsen : -

Alamat Produsen : -

Nomor Daftar : -

Bentuk Packaging : 
Kemasan

Material Kemasan : 
Kertas

Ukuran :
- Panjang : 
58 mm
- Lebar : 
80 mm

Warna Kemasan :
 Kuning dan Merah

Simbol/Visual :
 Kuda Terbang Berwarna Merah

Penafsiran :
~Warna yang dipakai pada kemasan ini adalah merah pada simbol kuda terbang yang melambangkan keberuntungan, energi, kebahagiaan dan merupakan warna keramat bagi tradisi Tionghoa.

~Warna kuning juga dipakai pada background yang melambangkan kakayaan dan harapan, sehingga dipercaya bahwa warna-warna ini akan mendatangkan keberuntungan bagi produknya.

~Sedangkan simbol Kuda Terbang itu sendiri melambangkan kekokohan, keberanian, dan Harapan untuk menjadi lebih baik.

~ Pada tulisan warna textile dasarnya digunakan pita kuning yang terpengaruh oleh budaya eropa (dari belanda) ingin mengartikan kualitas.

Kertas Tembakau Cap Wayang






Jenis Produk : Kertas Tembakau
  

No. daftar legal :
204671-204672

No. merk dagang : -

Produsen : -

Alamat Produsen : -

Bentuk Packaging :
Kemasan

Material Kemasan :
Kertas

Ukuran :
- Panjang : 
120 mm
- Lebar : 
80 mm

Warna Kemasan :
Merah, Kuning, Putih dan Hitam

Simbol/Visual : 
Wayang Kulit

Penafsiran :
~Warna yang dipakai pada kemasan ini adalah dominan merah yang dipercaya oleh budaya Tionghoa adalah energi, keberuntungan dan kebahagiaan.
 
~Simbol penggunaan wayang kulit yaitu Bima (didepan) sebagai tokoh utama dan ajudan (dibelakang) yang diambil dari kebudayaan Jawa, mempunya arti representasi dari kehidupan bagi orang Jawa. Dan bagi masyarakat Tionghoa wayang difungsikan sebagai sarana ritual, untuk menyampaikan segala hal yang berhubungan dengan Sang Pencipta.

~Penggunaan warna kuning pada tulisan 'Cap wayang' dan pada sebagian kemasannya adalah optimis, harapan. Dan pada agama Hindu warna kuning dianggap warna keramat.

~Pada tulisan cap wayang juga memakai lengkungan pita yang melambangkan kualitas.





Pandawa 5. Layang Hanacaraka 1939

Para Pandawa Lima menurut tradisi pewayangan Jawa. Dari Kiri ke kanan: Werkodara, Arjuna, Yudistira, Nakula dan Sadewa.
 
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa





Bima

Arti nama :
Kata bhīma dalam bahasa Sansekerta artinya kurang lebih adalah "mengerikan". Sedangkan nama lain Bima yaitu Wrekodara dalam bahasa Sansekerta vṛkodara artinya ialah "perut serigala" dan merujuk ke kegemarannya makan. 

Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya mirip dengan karakter Bima.

Bima memiliki beberapa sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur serta menganggap semua orang sama derajadnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada (semacam senjata godam) serta memiliki berbagai macam senjata antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya adalah: Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak pangantol-antol.

Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh atau kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.  

sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Bima_(tokoh_Mahabharata)